Pola usaha penggemukan bertujuan untuk menggemukkan sapi umur muda dalam jangka waktu tertentu, kemudian dijual sebagai hewan potong. Semua bangsa sapi dapat dijadikan sapi bakalan. Tetapi untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi, dipilih bangsa sapi yang sudah beradaptasi dengan baik di suatu wilayah, memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat, serta efisien dalam penggunaan pakan. Sapi Bali adalah jenis sapi lokal yang sudah adaptif pada berbagai tipe lahan di Indonesia.
Menurut Salfina et al. (2004), rata-rata PBBH sapi Bali berkisar dari 0.296 sampai 0.528 kg/ekor/hari, sedangkan menurut I Made Rai Yase (2006) berkisar 0.43 – 0.51 kg/ekor/hari.
Subsistem Agribisnis Budidaya (On-Farm Agribusiness)
Mekanisme Usaha Penggemukan Sapi Bali
Usaha Penggemukan yang akan dilaksanakan ditargetkan membutuhkan waktu 100 hari dengan pakan yang diberikan berupa pakan dasar hijauan segar dan kering secara ad libitum dengan tambahan pakan penguat konsentrat sebanyak 2 kg/ekor.
Sapi bali yang akan digemukkan berumur antara 2.5 sampai 2.9 tahun dengan bobot awal rata-rata 300 kg. Sapi-sapi tersebut dipelihara dalam kandang permanen dan pada awal pengemukan diberikan obat cacing yang mengandung oxfendazol. Hijauan yang diberikan berupa rumput lapangan, rumput gajah dan rumput kering dikombinasi dengan hijauan legum seperti Lamtoro, Gamal dan lainnya. Dengan pertambahan bobot badan harian (PBBH) rata-rata ± 0.50 kg/hari maka sapi bobot 280 kg digemukkan hingga 350 kg sesuai permintaan pasar
0 comments:
Post a Comment