Anda Pengunjung Ke-

free counter

Konsultasi Peternakan

KILAS INFORMASI

KAMI SIAP MENDAMPINGI ANDA
SILAHKAN DIPILIH JASA PELATIHAN DIBIDANG PETERNAKAN
KONTAK KAMI SEGERA Dedy Winarto,S.Pt,M.Si CONTACT PERSON: 0853 2672 1970 E-mail : dedy_good@yahoo.co.id>

LINK JURNAL

PERUSAHAAN PETERNAKAN

TUKAR LINK/BANNER

Topik yang menarik dalam website ini?

free counters
"SELAMAT DATANG DIWEBSITE KILAS PETERNAKAN, MEDIA ONLINE SEPUTAR DUNIA PETERNAKAN ANDA"

PENGUMUMAN

KRITIK DAN SARAN KONTEN WEB
Jika Konten Web tidak berkenan atau Dilarang Oleh Pemerintah
Kirim e-mail: Dedy_good@yahoo.co.id
Web ini hanya sebagai sarana berbagi Informasi, Pengetahuan dan wawasan Semata. Informasi Lebih lanjut Tlp 0853 2672 1970(No SMS).
SEMOGA BERMANFAAT

SEL DAN KOMPONENNYA

Thursday, February 07, 2008

BAB I
PENDAHULUAN

Seluruh kehidupan baik pada tanaman maupun pada hewan, tubuhnya tersusun atas unit-unit kecil yang disebut sel. Hewan yang paling sederhana seperti amuoba, hanya memiliki satu sel, tetapi sangat capable untuk membentuk fungsi-fungsi yang berhubungan dengan kehidupan. Fungsi-fungsi tersebut meliputi pertumbuhan (pertambahan ukuran), metabolisme (utilisasi makanan), respon stimulus (gerak dan cahaya), kontraksi (pemendekan) dan perkembangbiakan. Berdasarkan ada tidaknya selaput inti sel dibagi menjadi dua yaitu prokariotik (contoh bakteri) dan eukariotik (contoh protozoa, fungi, hewan).
Cirri khas sel berisi tiga bagian penting yaitu sitoplasma, nucleus dan membrane sel. Jumlah sel pada hewan dapat bertambah terus menerus dan terjadi spesialisasi fungsi satu atau lebih fungsi dari sekelompok sel tubuh. Spesialisasi sekelompok sel disebut jaringan. Bermacam-macam jaringan yang terkait dalam kelompok fungsional yang disebut organ.
BAB II
ISI
BENTUK DAN JENIS SEL
Beberapa sel tersusun membentuk suatu fungsi yang sama disebut dengan jaringan. Beberapa macam jaringan dalam tubuh tersusun atas beberapa macam sel, yaitu:
Jaringan epithelium
Pada umumnya jaringan epithel diklasifikasikan berdasarkan struktur lapisannya yaitu simple (satu lapis) dan stratified (beberapa lapis). Masing-masing tipe dibagi berdasarkan bentuk masing-masing sel. Epithelium simpel meliputi bentuk sel eptithelium squamosum (plate-like0, sel epithelium cuboid (kubus), sel epithelium columner (silinder) dan sel epithelium pseudostratified columner.
sel epithelium squamosum simpel, berisi sel-sel tipis seperti piring (plate-like) yang banyak tersebar pada dua arah secara merata. Sisi-sisi saling berhubungan seperti ubin lantai. Epithel ini hanya terdapat pada permukaan yang licin (halus0, diperlukan untuk melindungi gesekan-gesekan penutup organ dalam dan saluran rongga tubuh serta pembuluh darah.
Sel epithelium kuboid, diperkirakan ukuran dimensinya sama. Sel-sel ini terdapat pada saluran pencernaan dan ginjal.
Sel epithelium kolumner, merupakan sel bentuk silinder. Sel ini memiliki tonjolan-tonjolan yang disebut cilia yang keluar dari anggota (bagian) yang bebas. Contohnya terdapat pada disekitar atau mengelilingi trakea, berguna untuk menggeser benda-benda asing dalam trakea ke arah mulut agar dapat dimuntahkan atau sebaliknya ditelan.
Sel epitel pseudostratified kolumner, tersusun atas sel-sel kolumner. Namun kelebihannya sel-sel ini sangat kuat melebihi suatu dinding stratum. Sel-sel pseudostratified kolumner biasanya terdapat pada saluran pernafasan bagian atas yang sel-selnya bersilia. Tipe sel ini lebih banyak berisi lapisan-lapisan (lebih dari 1 lapis) dan meliputi stratified squamosum, columner dan transisional.
Epithel stratified squamosum membentuk lapisan luar kulit dan saluran-saluran pencernaan seperti lambung. Pada ternak rumninansia, epitel ini juga menjadi penyusun lambung depan (rumen, retikulum dan omasum). Epitel ini merupakan epitel paling tebal dan terkuat, tersusun atas beberapa lapis sel. Sel paling dalam diketahui sebagai stratum germinativum (lapisan dasar) yang aktif tumbuh dan memperbanyak diri. Sel-sel ini kadang-kadang bentuknya kubus tetapi seolah-olah mereka terdorong kepermukaan sebagai jalan untuk suplai makanan, sehingga sel-sel ini menjadi pipih, liat dan tidak hidup serta terus-menerus membantu proses kehidupan kulit. Lapisan ini menjadi sel-sel mati yang terbentuk keratin menjadi sangat tebal dan kuat terhadap gesekan.
Epithelium stratum kolumner terdiri dari lebih satu lapis sel kolumner dan terdapat pada bagian-bagian lapisan pharynk dan kelenjar saliva. Epithelium transisional membentuk lapisan bagian sistem urinaria pada bagian yang menegang, yaitu kandung kemih dan ureter. Kelompok sel-sel ini membentuk lapisan-lapisan sel yang tebal dan kuat saat organ-organ urinaria tidak menegang dan menjadi tipis (satu lapis sel) pada saat organ-organ tersebut menegang.
Jaringan ikat
Jaringan ikat merupakan penghubung terhadap jaringan-jaringan lainnya. Jaringan ikat terdiri dari jaringan fibrous, jaringan retikuler (net-like0, jaringan adiposa (fat), kartilago dan tulang. Jaringan lemak atau adiposa terrbentuk apabila sel-sel jaringan ikat mempunyai lemak untuk disimpan pada sitoplasmanya. Makin banyak lemak yang tersimpan, sel semakin berisi lemak dan nukleus terdorong ke salah satu sisi sehingga membentuk spherical. Lemak yang paling banyak terdapat pada tubuh adalah lemak yang berwarna putih, tetapi kadang-kadang ada kekuningan pada kuda dan bangsa sapi tertentu karena terdapat karotena pada makanan yang dikonsumsinya.
Lemak coklat terdapat pada mamalia domestik, mamalia terhibernasi (tidur), pengerat dan manusia. Lemak coklat terdapat diantara scapula, pada axiallae, pada mediastenum dan penggantung usus pada perut. Lemak ini berfungsi melindungi panas bagi mamalia berumur muda, dan persediaan cadangan makanan saat terbangun kembali setelah tidur panjang selama musim dingin.
ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu:1.Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
2.Sitoplasma dan Organel Sel.
3.Inti Sel (Nukleus).
1.Selaput Plasma (Plasmalemma)
Merupakan selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein). Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah: Protein - Lipid - Protein Þ Trilaminer Layer. Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air); oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton). Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu saja. Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang lain.
Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall). Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain. Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir sama dengan fungsi saraf pada hewan.
Sitoplasma dan Organel Sel
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel Sel.. Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel. Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat hidup (menjalankan fungsi-fungsi kehidupan). Organel Sel tersebut antara lain :
a. Retikulum Endoplasma (RE.)
Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel.Dikenal dua jenis RE yaitu: • RE. Granuler (Rough E.R) dan RE. Agranuler (Smooth E.R) Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.b. Ribosom (Ergastoplasma)
Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel. Fungsi dari ribosom adalah: tempat sintesis protein. Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.c. Miitokondria (The Power House)
Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran.Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan Krista. Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi); karena itu mitokondria diberi julukan "The Power House".d. Lisosom
Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzi nnya itu bernama Lisozym.e.Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)
Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal
J. Sentrosom (Sentriol)
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis.Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
g. Plastida
Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida yaitu :1). Lekoplas: (plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan) terdiri dari: Amiloplas (untak menyimpan amilum) dan Elaioplas (Lipidoplas untukmenyimpan lemak/minyak); Proteoplas (untuk menyimpan protein) 2). Kloroplas: yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis 3).Kromoplas: yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :•Karotin(kuning)•Fikodanin(biru)•Fikosantin(kuning)•Fikoeritrin(merah)
h. Vakuola (RonggaSel)
Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas. Vakuola berisi: garam-garam organic, glikosida,, tanin (zat penyamak), minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar, Zingiberine pada jahe), alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain). Pada beberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil.
i. .Mikrotubulus
Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai "rangka sel". Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.
j. Mikrofilamen
Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.
k. Peroksisom (Badan Mikro)
Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
Inti Sel (Nukleus)
Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu : Selapue Inti (Karioteka), Nukleoplasma (Kariolimfa), Kromatin / Kromosom, Nukleolus(anak inti). Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :• Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpaipada bakteri, ganggang biru
• Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti).Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.
Fisiologi sel mencakup penggantian fisik dan kimia yang terdapat pada fungsi sel secara normal. Sel sebagai unit fungsional pada semua kehidupan hewan. Sel merupakan unit dasar jaringan, organ dan sistem yang menyusun semua hewan, sehingga keberadaannya dapat diidentikan dengan kehidupan. Sel sebagai unit kehidupan memiliki beberapa fungsi yaitu pertumbuhan, reproduksi, absorbsi, metabolisme, ekresi, sekresi, irritabilita, konduksi dan kontraksi.
Fungsi sel terhadap pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran, umumnya terjadi pertambahan sejumlah protoplasma. Pertambahan ukuran sel atau organ secara normal disebut hypertropia. Penurunan ukuran dari normal disebut atrophia, sedangkan kegagalan jaringan atau organ dalam perkembangannya disebut aplasia.
Fungsi sel terhadap reproduksi
Sel berkemampuan untuk menghasilkan sel-sel lebih banyak atau organisme yang lebih banyak. Pertambahan ukuran terjadi karena adanya peningkatan jumlah sel.
Fungsi sel terhadap absorbsi
Meliputi proses pengambilan materi yang hancur menjadi substansi sel. Hal dapat terjadi dalam 3 proses yaitu 1) proses pasif: tergantung kemampuan difusi dan osmosis 2) proses aktif: menyertai penggunaan energi dari ATP 3) merupakan kejadian yang disebabkan oleh kekuatan elektrokimia atau afinitas yang menyertai tidak langsung penggunaan energi. Ketiga proses tersebut dapat melewati membran sel dalam waktu yang bersamaan.
Fungsi sel terhadap metabolisme
Penggunaan sel yang meliputi oksidasi rangka karbon menjadi CO2 dan H2O dengan melepaskan energi. Oksidasi tidak hanya mencakup penambahan O2 tetapi juga meliputi pemindahan hidrogen atau pemindahan elektron. Metabolisme ditandai dengan sejumlah reaksi kimia yang terjadi pada setiap sel. Reaksi yang menyusun tubuh yang memerlukan energi disebut anabolisme, dan reaksi yang melepas energi dengan memecah substansi disebut katabolisme.
Fungsi sel terhadap ekresi dan sekresi
Pelepasan material dari sel disebut ekresi dan penggunaan hasil yang dilepas disebut sekresi.
Fungsi sel terhadap irritabilitas (eksitabilitas)
Berperan dalam reaksi terhadap stimulasi seperti konduksi atau kontraksi.
Fungsi sel terhadap konduktivity
Berupa pemindahan impuls dari suatu titik ke tempat lain dalam sel (sel-sel saraf dan otot)
Fungsi sel terhadap kontraktivity
Terjadi dengan cara pemendekan sel-sel otot saat berkontraksi.
KOMPONEN KIMIA SEL
Protoplasma sel tersusun atas air 95%, protein 10%, lipid 2%, bahan-bahan organik 1.5%, karbohidrat dan substansi lain-lain 1.5%.
Air
Air merupakan amorf sel untuk menyusun protoplasma dan substansi pelarut anorganik. Tubuh terdiri atas 55-67% bobotnya adalah air. Bobot tersebut dapat dibagi lagi menjadi 40% air yang terdapat dalam sel yang disebut intracelluler fluid dan 15% air yang lain yang disebut interstittial fluid. interstittial fluid ini terdiri atas air antar sel, cairan limpha dalam pembuluh limpha, cerebrospinal fluid (cairan otak), joint fluid (cairan sendi), eye fluid dan sereous fluid (misal pericardial, pleural, peritoneal spaces dan sebagainya). Pengeluaran air dapat melalui urine, feses, paru-paru (pernafasan terengah-engah), evaporasi kulit dan melalui keringat. Air yang keluar melalui paru-paru dan evaporasi kulit dikenal sebagai insensible water loss. Sedangkan pemasukan air dapat melalui air minum, makanan dan air yang dilepaskan oleh sel-sel tubuh oleh mitokondria saat pembentukan energi (ATP) dari nutrien. Air sangatlah penting untuk regulasi suhu tubuh.
Protein
Protein merupakan makromolekul yang tersusun atas polimer asam amino yang terdiri dari kerangka peptida-peptida membentuk rantai peptida. Protein sangat dibutuhkan oleh tubuh karena berperan dalam hal-hal sebagai berikut meliputi:
Penyusun organ-organ (wool, tanduk, kuku, rambut dan kolagen jaringan kulit)
Fungsi-fungsi dalam protoplasma
Penyusun enzim
Penyusun hormon
Antibodi
Gene (DNA)
Lemak
Beberapa peranan dan keberadaan lemak dalam tubuh diantaranya: 1) berperan dalam pembentukan plasma membran dan membran lainnya dalam sel, 2) lemak dalam protoplasma jumlahnya sangat sedikit, 3) lemak terdapat dalam vitamin dan hormon, 4) trigliserida merupakan lipid yang menjadi persediaan energi dalam jaringan ikat, 5) vitamin A,D,E,K mengandung lemak 6)kholesterol merupakan lipid pada semua ternak yang berada dalam darah dan mepedu
Karbohidrat
Kadar karbohidrat dalam keseluruhan sel < 1%. Keberadaannya dalam protoplasma kecil namun sebagai penyusun terbesar dalam darah hewan. Karbohidrat merupakan simpanan energi yang efisien, tetapi yang paling efisien adalah dalam bentuk lemak, karena atom C dan H dalam lemak dapat dioksidasi. Dan karbohidrat sebagai penyumbang energi tertinggi bagi sel.
Substansi Anorganik
Volume tulang diperkirakan 65% terdiri dari bahan organik dalam bentuk kristal hidroxyapatite Ca10(PO4) (OH)2. Disamping itu ada Na, Mg, dan Fe dapat diperoleh dalam struktur tulang. Atom-atom dalam protoplasma 99% terdiri dari H,C,N dan O. Tetapi ada juga I,Fe dan P. Dalam jumlah kecil ada juga Ca, Cl, S, Na, Mg, Cp. Z, Co, Cr, Se, Mo dan Si.
METABOLISME SEL
Sel merupakan unit kehidupan yang terkecil, oleh karena itu sel dapat menjalankan aktivitas hidup, di antaranya metabolisme. Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim. Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Anabolisme/AsimilasI/Sintesis, yaitu proses pembentakan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi tinggi. Contoh : fotosintesis (asim
6
(energi kimia)CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 H2O Pada kloroplas terjadi transformasi energi, yaitu dari energi cahaya sebagai energi kinetik berubah menjadi energi kimia sebagai energi potensial, berupa ikatan senyawa organik pada glukosa. Dengan bantuan enzim-enzim, proses tersebut berlangsung cepat dan efisien. Bila dalam suatu reaksi memerlukan energi dalam bentuk panas reaksinya disebut reaksi endergonik. Reaksi semacam itu disebut reaksi endoterm.
2. Katabolisme (Dissimilasi), yaitu proses penguraian zat untuk membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam senyawa organik tersebut.Contoh: enzimC6H12O6 + 6 O2 ———————————> 6 CO2 + 6 H2O + 686 KKal.(energi kimia)
Saat molekul terurai menjadi molekul yang lebih kecil terjadi pelepasan energi sehingga terbentuk energi panas. Bila pada suatu reaksi dilepaskan energi, reaksinya disebut reaksi eksergonik. Reaksi semacam itu disebut juga reaksi eksoterm.
DAFTAR PUSTAKA
http://bebas.vlsm.org/ Anatomi, Fisiologi Dan Reproduksi Sel/Biologi: 6 Januari 2000
http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_(Biologi): 10 Desember 2007
Sanjaya, W dan Soerianata, S. 2004. Peranan Faktor-Faktor Hemodinamik dan Non Hemodinamik Dalam Mekanisme Patogenik Hipertrofi Ventrikel Kiri. Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta No.143 vol 15

1 comments:

Anonymous said...

bagaimana peranan sel peroksisom pada tumbuhan dibanding glioksisom.nuhun (Adnan)

KILAS PETERNAKAN ON FACEBOOK