Anda Pengunjung Ke-

free counter

Konsultasi Peternakan

KILAS INFORMASI

KAMI SIAP MENDAMPINGI ANDA
SILAHKAN DIPILIH JASA PELATIHAN DIBIDANG PETERNAKAN
KONTAK KAMI SEGERA Dedy Winarto,S.Pt,M.Si CONTACT PERSON: 0853 2672 1970 E-mail : dedy_good@yahoo.co.id>

LINK JURNAL

PERUSAHAAN PETERNAKAN

TUKAR LINK/BANNER

Topik yang menarik dalam website ini?

free counters
"SELAMAT DATANG DIWEBSITE KILAS PETERNAKAN, MEDIA ONLINE SEPUTAR DUNIA PETERNAKAN ANDA"

PENGUMUMAN

KRITIK DAN SARAN KONTEN WEB
Jika Konten Web tidak berkenan atau Dilarang Oleh Pemerintah
Kirim e-mail: Dedy_good@yahoo.co.id
Web ini hanya sebagai sarana berbagi Informasi, Pengetahuan dan wawasan Semata. Informasi Lebih lanjut Tlp 0853 2672 1970(No SMS).
SEMOGA BERMANFAAT

Pilih-pilih Bibit Domba Kambing

Wednesday, October 07, 2009

Permintaan domba kambing (doka) dari tahun ke tahun terus meningkat. Terutama menjelang perayaan Idul Adha atau Idul Kurban. Sayang, tingginya permintaan tak diimbangi dengan ketersediaan bibit. DD Livestock divisi Dompet Dhuafa Republika yang mengembangkan bisnis doka sekaligus pemasarannya menyebutkan, khusus untuk pemenuhan hewan kurban permintaan doka naik 10% tiap tahunnya.DD Livestock mencatat kebutuhan hewan kurban doka di DKI Jakarta pada 2008 mencapai 100 ribu ekor, dan dipekirakan tahun ini angkanya akan menjadi 110 ribu ekor. Itu belum menghitung permintaan di luar even tersebut. Manajer Perbibitan Ternak Kampoeng Ternak divisi Dompet Dhuafa Republika yang memproduksi bibit dokaSugeng Prayitno mengatakan, setiap penjual sate di Bandung membutuhkan pasokan doka sekitar 100 ekor per bulan! Lebih celaka lagi, demi memenuhi permintaan doka yang kian membesar tersebut, indukan doka yang masih produktif tak jarang ikut dijual. Tak aneh jika saat ini bibit doka menjadi kian langka. “Bibit semakin lama semakin habis. Kalau tidak ada upaya pelestarian bibit, dipastikan 10 tahun ke depan akan habis,” kata Sugeng. Kondisi ini kian diperparah dengan lemahnya pengawasan terhadap ternak yang keluar dari suatu daerah. Sehingga secara kualitas mutu genetik ternak doka di daerah tersebut juga mengalami penurunan. Sugeng mengakui, saat ini masih kerap terjadi penjualan induk doka di peternakan rakyat tradisional. Karena itu pihaknya di Kampoeng Ternak berusaha untuk mengurangi hal tersebut. “Kami berupaya agar yang dijual adalah kambing atau domba yang jantan saja atau betina yang sudah tidak produktif,” ujarnya.

Kriteria Doka Jantan
Tidak bisa tidak, usaha pembibitan doka perlu diupayakan demi meningkatkan kuantitas dan kualitas ternak doka. Hal utama yang harus dilakukan terkait hal tersebut adalah memilih bibit unggul. Untuk itu Sugeng memberikan bocorannya. Peningkatan secara kualitas mutu genetik doka bisa ditempuh dengan seleksi dan sistem perkawinan yang terarah. Seleksi ini bertujuan untuk mendapatkan bibit baik jantan maupun betina yang memiliki kualitas bagus sebagai bibit atau indukan (tetua) untuk generasi berikutnya. Dari sini diharapkan akan diperoleh bibit keturunan dengan kualitas dan penampilan yang baik.
Kriteria bibit unggul doka jantan yang baik disebut Sugeng. Bentuk ekor merupakan kombinasi antara ekor babi dan ekor tikus (bentuk seperti ekor domba ekor gemuk, segitiga terbalik). Bentuk telinga rumpung (panjang 4 cm) atau ngadaun hiris (panjang 4 – 8 cm) khusus untuk domba Garut. Kemudian bentuk muka lebar dan panjang, dada lebar dan dalam, tubuh besar dan panjang, punggung lurus dan rata, kaki lurus dan kuat, penampilan gagah dan aktif, alat kelamin kenyal dan bisa ereksi, tanduk besar dan subur. Secara keseluruhan doka terlihat sehat dan tidak cacat serta berasal dari daerah yang bebas penyakit menular. Selain itu memilki nafsu kawin (libido) besar dan kualitas semennya bagus. Usia minimal untuk bibit jantan adalah 18 bulan. Induknya memiliki data reproduksi dan kesehatan yang baik. Dalam hal ini diutamakan pejantan yang memiliki kartu kelahiran dan kartu sisilah sertifikat bibit.Sugeng menyebutkan, pihaknya dalam pembibitan doka menerapkan sistem sertifikasi. Sertifikat diberikan setelah 1,5 tahun melalui 3 tahap seleksi. Seleksi pertama dilakukan saat usia 4 bulan. Penilaiannya berdasarkan bobot badan, minimal 20 kg. Seleksi ke dua pada saat usia1 tahun. Penilaian berdasarkan bobot badan dan penampilan fisik yang menonjol. Seleksi ke tiga pada usia 1,5 tahun. Penilaian selain dari bobot badan juga dilakukan uji semen dan kualitas reproduksi.Kendati demikian, bukan berarti doka yang tak bersertifikat tak bisa dipilih jadi bibit. “Bisa masuk asal jelas silsilahnya,” kata Sugeng. Maksudnya, doka tersebut memiliki dokumen yang lengkap dalam hal asal-usulnya seperti nama, tempat tanggal lahir, asal-usul induknya, bobot lahir, dan lainnya. Selain itu juga harus melalui uji semen dan reproduksi. Source:www.trobos.com Dengan sedikit perubahan gambar oleh Admin.

Admin by Dedy,S.Pt,M.Si
@ Oktober 2009

0 comments:

KILAS PETERNAKAN ON FACEBOOK