Anda Pengunjung Ke-

free counter

Konsultasi Peternakan

KILAS INFORMASI

KAMI SIAP MENDAMPINGI ANDA
SILAHKAN DIPILIH JASA PELATIHAN DIBIDANG PETERNAKAN
KONTAK KAMI SEGERA Dedy Winarto,S.Pt,M.Si CONTACT PERSON: 0853 2672 1970 E-mail : dedy_good@yahoo.co.id>

LINK JURNAL

PERUSAHAAN PETERNAKAN

TUKAR LINK/BANNER

Topik yang menarik dalam website ini?

free counters
"SELAMAT DATANG DIWEBSITE KILAS PETERNAKAN, MEDIA ONLINE SEPUTAR DUNIA PETERNAKAN ANDA"

PENGUMUMAN

KRITIK DAN SARAN KONTEN WEB
Jika Konten Web tidak berkenan atau Dilarang Oleh Pemerintah
Kirim e-mail: Dedy_good@yahoo.co.id
Web ini hanya sebagai sarana berbagi Informasi, Pengetahuan dan wawasan Semata. Informasi Lebih lanjut Tlp 0853 2672 1970(No SMS).
SEMOGA BERMANFAAT

KARAKTERISTIK PETERNAK SAPI PERAH DI DESA KEPUH HARJO KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN

Thursday, October 08, 2009


Rahima Kaliky dan Nur Hidayat

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta

Jl. Rajawali No. 28 Demangan Baru, Yogyakarta, Fax. (0274) 562935


ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik peternak sapi perah, dilaksanakan di Desa Kepuh Harjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman D.I. Yogyakarta tahun 2002, menggunakan metoda survei. Penentuan lokasi penelitian secara purposive dan pengambilan sampel menggunakan metode systimatic sampling, jumlah sampel sebanyak 60 peternak. Analisis data secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur peternak umumnya terkategori muda (56,7%). Dengan tingkat pendidikan umumnya tergolong rendah (83,3%) dengan kisaran tidak pernah sekolah hingga tamat sekolah dasar. Sedangkan Para responden memilikan sapi perah induk rata-rata adalah 2 ekor dengan kisaran 1– 4 ekor. 58,3% responden memiliki sapi induk antara 1-2 ekor sedangkan 41,7% memiliki sapi induk > 2 ekor dengan kisaran 3-4 ekor. Mobilitas responden bepergian keluar sistem sosial umumnya rendah dan dikategorikan sebagai lokalit dimana intensitas bepergian berkisar antara 0-1 kali dalam satu bulan. 55% responden terkategori lokalit artinya jarang bepergian keluar sistem sosialnya. Sedangkan 45% lainnya mobilitasnya cukup tinggi dimana intensitas bepergiannya keluar sistem sosialnya ≥ 2 kali per bulan. Sedangkan tingkat pendapatan keluarga responden rata-rata adalah Rp 500.000, dengan kisaran Rp 225.000 – Rp 1.250.000.

Kata kunci : karakteristik, peternak, sapi perah

PENDAHULUAN

Ternak sapi perah merupakan salah satu usaha andalan sub sektor peternakan yang memiliki peluang prospektif dalam kegiatan agroindustri sebagai salah satu sub sistem agribisnis. Pengembangan usaha tenak ini sangat berdampak positif terhadap penciptaan lapangan kerja dan menjanjikan pendapatan tunai, sehingga dapat memotivasi peternak untuk berperan aktif dalam kegiatan agribisnis guna meningkatkan pendapatan keluarganya. Selain itu juga untuk meningkatkan gizi peternak dan keluarga, serta secara makro memperbaiki gizi nasional disamping dapat menghemat devisa (menekan impor susu) (Mulyadi et al. 1995:1).

Berkaitan dengan usaha peternakan sapi perah di Indonesia, berberapa hasil penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (Puslitbangnak) melaporkan bahwa sebagian besar usaha sapi perah di Indonesia adalah usaha peternakan rakyat dengan rataan pemilikan kecil yaitu 2-3 ekor induk serta rataan produksi susu per ekor rendah 5,6 liter/hari, disamping sistim usahataninya bersifat tradisional yang ditandai dengan penggunaan tenaga kerja keluarga, dan pemeliharaan sederhana, serta sumberdaya belum dimanfaatkan secara optimal sehingga tingkat keuntungan belum memadai (Puslitbangnak,91;92;93; Sitorus et al. 1994).

Meskipun secara umum produktivitas sapi perah di Indonesia rendah termasuk di Yogyakarta seperti dilaporkan oleh BPTP bahwa produksi susu rata-rata di Kabupaten Sleman Yogyakarta adalah 3-8 liter/ekor/ hari. Namun di Garut Jawa Barat Sebagaimana dinyatakan dalam laporan hasil penelitian Sori Basya (1993) dalam Sitorus et al (1994:6), bahwa rataan produksi susu sapi perah lokal di Garut cukup tinggi yakni 15,5 liter/ekor/hari.

Kabupaten Sleman merupakan sentra produksi susu sapi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Jumlah populasi sapi perah di DIY tahun 2000 adalah 4.069 ekor dengan total produksi susu yang dihasilkan adalah 6.888.049 kg. Dari jumlah tersebut, 3.744 ekor (92,01%) diantaranya berada di Kabupaten Sleman dengan produksi susu yang dihasilkan sebanyak 6.338.571 kg atau 92,02% dari total produksi susu sapi DIY (Dinas Peternakan Propinsi DIY, 2000).

Laporan hasil pengkajian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta, (IP2TP,2000:19), menyatakan bahwa permasalahan yang dihadapi peternak di DIY termasuk Kabupaten Sleman dalam pengembangan sapi perah adalah keterbatasan penyediaan hijauan pakan dan konsentrat, tata laksana pemeliharaan yang tradisional, modal usaha kecil, dan rendahnya produksi susu yang hasilkan yakni hanya 3-8 liter/ekor/hari. Sementara itu Masbulan et al (1998), melaporkan bahwa para peternak sapi perah di Yogyakarta seringkali mengalami kerugian yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan antara produksi susu yang dihasilkan dengan input yang dikobankan. Salah satu faktor penyebab rendahnya produktivitas tersebut adalah sangat minim teknologi yang dikuasai peternak. Rendahnya penguasan teknologi oleh peternak tersebut kemungkinan disebabkan kurang tersebarnya (terdesiminasikan) teknologi yang dihasilkan oleh lembaga-lembaga penelitian dan perguruan tinggi di Indonesia.

Karakteristik individu turut mempengaruh pandangan/persepsi seseorang. terhadap suatu stimulus (objek). Sebagaimana dinyatakan oleh Rakhmat (2000:49) bahwa secara psikologis setiap orang mempersepsi stimuli sesuai dengan karakteristik personalnya. Karena itu, pesan yang sama dapat diberi makna berbeda oleh orang yang berlainan; sehingga Rakhmat menyatakan, word don’t mean; people mean (kata-kata tidak mempunyai makna; oranglah yang memberi makna). Karena itu sebelum mengintroduksi suatu teknologi perlu diketahui karakteristk individu calon pengadopsi teknologi introduksi. Newcomb et al (1978:122) menjabarkan karakteristik individu diantaranya meliputi: umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi, bangsa dan agama. Dalam penelitian ini karakteristik yang diamati meliputi umur, pendidikan, pemilikan ternak, pendapatan rumah tangga, pengalaman beternak sapi perah, dan kekosmopolitan.

to be continued........!!!
Admin by Dedy,S.Pt,M.Si
@ Oktober 2009

0 comments:

KILAS PETERNAKAN ON FACEBOOK