Anda Pengunjung Ke-

free counter

Konsultasi Peternakan

KILAS INFORMASI

KAMI SIAP MENDAMPINGI ANDA
SILAHKAN DIPILIH JASA PELATIHAN DIBIDANG PETERNAKAN
KONTAK KAMI SEGERA Dedy Winarto,S.Pt,M.Si CONTACT PERSON: 0853 2672 1970 E-mail : dedy_good@yahoo.co.id>

LINK JURNAL

PERUSAHAAN PETERNAKAN

TUKAR LINK/BANNER

Topik yang menarik dalam website ini?

free counters
"SELAMAT DATANG DIWEBSITE KILAS PETERNAKAN, MEDIA ONLINE SEPUTAR DUNIA PETERNAKAN ANDA"

PENGUMUMAN

KRITIK DAN SARAN KONTEN WEB
Jika Konten Web tidak berkenan atau Dilarang Oleh Pemerintah
Kirim e-mail: Dedy_good@yahoo.co.id
Web ini hanya sebagai sarana berbagi Informasi, Pengetahuan dan wawasan Semata. Informasi Lebih lanjut Tlp 0853 2672 1970(No SMS).
SEMOGA BERMANFAAT

Memajukan Bengkoang Prembun

Thursday, July 16, 2009

Oleh Dedy Winarto
Telah diterbitkan di Suara Merdeka edisi cetak Kamis, 16 Juli 2009

JIKA melewati jalan raya Prembun di Kabupaten Kebumen, di kiri dan kanan jalan raya, Anda akan bertemu dengan banyak pedagang bengkoang. Jarak pedagang satu dengan yang lain tidak terlampau jauh, yakni antara 1 hingga 20 meter. Uniknya, bengkoang di daerah ini selalu ada sepanjang tahun. Tidak mengherankan jika daerah ini identik dengan bengkoang.

Bengkoang (Pachyrhizus Erosus) adalah suatu terna merambat, berdaun majemuk dan beranak daun delapan. Ia masih merupakan salah satu anggota famili leguminoceae. Bunga-bunga tersusun dalam satu tandan yang panjangnya 15-25 cm, buah berbulu halus berbentuk polong dan berisi empat-sembilan biji, umbi akar putih, berbentuk gasing yang kulitnya mudah dikupas.

Perbanyakan dilakukan melalui stek batang, umbi maupun biji yang biasa ditanam di atas bedengan-bedengan di tanah sawah.

Biji bengkoang memerlukan waktu 1-3 minggu untuk berkecambah. Setelah umur satu bulan, tanaman diberi tonggak panjang sebagai penunjang untuk merambat agar diperoleh umbi yang besar. Umbi bengkoang umumnya dipanen setelah tanaman berumur 6-11 bulan.

Bengkoang atau bengkuang dikenal dari umbi (cormus) putihnya yang bisa langsung dimakan dalam bentuk buah segar, sebagai rujak, asinan atau dijadikan masker untuk menyegarkan wajah dan memutihkan kulit.
Di Kebumen, menurut data BPS Kebumen (2005-2007) ada empat Kecamatan sentra produksi bengkoang yang total produksinya berkisar 5,020-7,030 ton per tahun yakni, Prembun, Mirit, Bonorowom dan Padureso.

Dari keempat kecamatan tersebut, Prembun sebagai produsen bengkoang tertinggi dengan luas lahan pada 2007 sekitar 72 Ha dengan produksi mencapai 3,278 ton per tahun, Mirit 18 Ha dengan produksi 838 Kuintal per tahun kemudian Bonorowo 11 Ha dan produksi 528 Kuintal per tahun disusul Padureso 8 Ha dengan produksi 376 Kuintal per tahun.

Penataan Lapak

Ada sekitar 28 lapak tempat berdagang para pedagang bengkoang yang terbuat dari bambu berjajar dipinggir jalan Raya Prembun. Dari lapak-lapak yang ada jumlahnya pasang surut. Tidak semua lapak aktif. Ada beberapa lapak yang sudah rusak dan tidak terawat lagi yang kemungkinan memang telah ditinggalkan pemiliknya.

Lapak-lapak yang rusak dan dibiarkan begitu saja bisa mengurangi keindahan kota karena terletak persis ditepi jalan raya. Pemerintah seharusnya membantu penataan lapak dengan terobosan membuat lapak-lapak semipermanen yang baik, nyaman, dan tertata rapi.

Ditinjau dari prospeknya, bengkoang cukup menjanjikan apalagi jika dikemas dengan baik. Ini bisa dilihat dari banyaknya pedagang bengkoang yang selalu ada sepanjang tahun. Harga bengkoang di tingkat pedagang dijual bervariasi antara Rp 5.000-Rp 8.000 per ikat.

Di samping itu, hal yang lebih penting lagi adalah bengkoang sudah menjadi produk khas yang identik dengan daerah Kebumen khususnya Kecamatan Prembun dan sekitarnya. Seperti halnya Jepara yang terkenal dengan durian Petruk, Demak terkenal dengan belimbing montoknya, demikian pula beberapa daerah lain di Jateng terdapat buah-buahan yang identik dengan daerah tersebut.

Dengan demikian sudah seharusnya apabila Pemerintah Kabupaten untuk lebih memperhatikan nasib dan keberlangsungan pasar bengkoang, para petani bengkoang agar lebih maju dan terus mengupayakan perluasan pemanfaatan produk bengkoang (diversifikasi).

Pengolahan

Secara umum bengkoang sudah terkenal digunakan sebagai bahan baku campuran berbagai produk baik kecantikan atau kosmetik, makanan seperti rujak dan lain sebagainya. Namun kenyataannya, di Kebumen sendiri belum terlihat nyata adanya langkah upaya pengembangan pemanfaatan bengkoang ini.

Pengolahan bengkoang menjadi jus atau minuman kesehatan seperti yang pernah digagas oleh Angkatan Muda Nasionalis Demokrat (AMND) Kebumen (SM, 22/12/2004) silam juga perlu ditindaklanjuti. Dengan dukungan produksi bengkoang yang mencapai lebih dari 7 ton per tahun sudah cukup memungkinkan. Dan tentu produksi bisa diperbesar lagi jika semakin menguntungkan para petani bengkoang.

Pengembangan dalam skala home industri juga cukup bagus. Dengan diversifikasi produk dari bahan asal bengkoang, nantinya pedagang tidak hanya menjual bengkoang segar saja tetapi juga ada jus bengkoang maupun keripik bengkoang bila produk-produk ini benar-benar bisa dikembangkan.

Usaha ini nantinya mampu memberikan banyak dampak positif diantaranya menyerap banyak tenaga kerja, meningkatkan taraf perekonomian masyarakat petani dan juga pedagang bengkoang. Dengan mengolahnya menjadi minuman kemasan jus buah bengkoang, kripik bengkoang, dan lain sebagainya akan semakin meningkatkan nilai jual dari hanya sekadar berjualan buah bengkoang segar saja.

Kripik bengkoang cukup potensial. Selain memiliki rasa yang cukup enak, juga memiliki tingkat kerenyahan yang bagus sebagai sebuah komoditas perdagangan makanan olahan. Namun, karena kendala permodalan usaha kripik bengkoang ini terkesan timbul tenggelam. Aspek permodalan yang tinggi dalam usaha ini akan menyulitkan pengusaha keripik bengkoang untuk mengembalikan modal usaha yang ditanamnya.

Soal kualitas, keripik bengkoang tak perlu disangsikan lagi. Namun sayang dari sisi ekonomi, saat ini masih sulit untuk dijadikan sebagai produk usaha yang menguntungkan karena keterbatasan modal dan tidak ada pembinaan.
Peran dan perhatian khusus pemerintah kabupaten sangat diperlukan agar usaha para petani dan pedagang bengkoang lebih maju. (35)

—Dedy Winarto, mahasiswa S2 Pascasarjana Undip asal Kebumen
Admin by Dedy,S.Pt
@ Juli 2009

0 comments:

KILAS PETERNAKAN ON FACEBOOK