Oleh Dirjen Peternakan Tjeppy D Soedjana
Sudah tiga kali ini Departemen Pertanian merivisi target tahun pencapaian swasembada daging sapi. Apa yang terjadi?
Target tahun tercapainya swasembada daging sapi memang sudah tiga kali kita revisi. Pertama, kita ingin mencapainya pada tahun 2005. Latar belakangnya, kita punya keinginan kuat karena komponen impor daging sapi makin meningkat.
Kedua, swasembada daging sapi ingin kita capai pada 2010. Pada periode kedua ini sudah disusun komponen apa saja yang dominan untuk mencapai
swasembada, hanya masih kita lakukan di tingkat Direktorat Jenderal Peternakan (Ditjennak). Kita mengamati juga, pada periode ini, upaya mencapai swasembada daging sapi masih berbasis sumberdaya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan didistribusikan dana ke daerah. Ada 18 propinsi yang dijadikan propinsi potensial produksi sapi.
Pada tahap ketiga ini, swasembada daging ingin kita capai pada tahun 2014. Pada tahap ini kita sudah masuk ke kontrak kinerja Menteri Pertanian dengan Presiden. Blue print (cetak biru) ini masuk program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II.
Apa yang membedakan pada upaya swasembada daging sapi tahun 2014 dengan sebelumnya?
Pengalaman dari yang lalu-lalu, membuat kita sekarang berpikir holistic (menyeluruh), juga mengikutsertakan yang di luar Deptan. Ada studi bahwa peran Deptan hanya 24 persen dalam pencapaian swasembada daging ini. Makanya di sini kita berusaha masuk ke aspek pengaturan, investasi, keuangan dan makro.
Sekarang ada tiga skenario untuk mencapai swasembada, yakni most likely (paling mungkin), optimistic dan pesimistik. Pada tahap ketiga ini, ada 20 propinsi yang menjadi sentra produksi sapi. Soal definisi propinsi potensial untuk produksi juga kita perbarui, di antaranya ada propinsi yang punya sumberdaya alam dan pakan, tapi ternak sapinya belum ada. Dulu pembagiannya, hanya wilayah inseminasi buatan (IB), kawin alam dan campuran. Sekarang, kita lihat kawasan yang punya sumberdaya tapi tak punya ternak.
Keterkaitan sektor lain bagaimana?
Yang agak berbeda juga pada tahap ini perbaikan aturan dan distribusi ternak dan daging. Kita sadar bahwa faktor dominan dari impor cukup besar, tanpa memperbaiki aturan akan sulit dibendung. Karena daging impor bisa didatangkan dalam waktu singkat dan cepat.
Source:www.sinartani.com/12 Januari 2010
dengan tambahan dokumen foto oleh Dedy
MENU UTAMA
KILAS INFORMASI
LINK JURNAL
PERUSAHAAN PETERNAKAN
Topik yang menarik dalam website ini?
PENGUMUMAN
KRITIK DAN SARAN KONTEN WEBJika Konten Web tidak berkenan atau Dilarang Oleh Pemerintah Kirim e-mail: Dedy_good@yahoo.co.idWeb ini hanya sebagai sarana berbagi Informasi, Pengetahuan dan wawasan Semata. Informasi Lebih lanjut Tlp 0853 2672 1970(No SMS).SEMOGA BERMANFAAT |
Sapi Lokal Kita Bisa Bersaing dengan Bakalan Impor
Saturday, January 16, 2010
Labels: peternakan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment